Kamis, 07 Agustus 2014

BPJS bidik penjualan produk obat naik 15%


Adanya BPJS, Farmasi Bidik Penjualan Produk obat 15%
 Naik 15%

Farmasi Indonesia menargetkan pertumbuhan penjualan obat hingga 15% pada tahun ini menyusul ekspansi yang dilakukan sejumlah produsen besar.
sejumlah produsen obat mulai meningkatkan kapasitas produksi guna mengantisipasi meningkatnya permintaan obat pasca-beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang kesehatan pada 2014.
Beberapa perusahaan farmasi yang mulai melakukan ekspansi, a.l. Kalbe Group, PT Indofarma  dan PT Phapros.“Pada 2014-2015 itu masa transisi BPJS, tetapi banyak perusahaan yang sudah mulai menambah kapasitasnya tahun ini,”
perusahaan farmasi di Tanah Air ingin menambah kapasitas atau membangun pabrik. Namun, rencana tersebut terkendala aturan ketat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM.Secara umum, kondisi pasar obat nasional masih cukup baik, dimana permintaan obat berlabel dan obat generic trennya meningkat.Apabila pada tahun lalu nilai penjualan obat nasional berkisar US$5 miliar, maka pada tahun ini tumbuh 13%-15%.
Secara proporsional penjualan obat masih akan tumbuh 13%-15% pada tahun ini 2014
Indonesia merupakan pasar potensial bagi industri obat dan alat kesehatan.Sejumlah indikator yang jadi patokan adalah pesatnya pertumbuhan ekonomi, peningkatan jumlah penduduk, serta membaiknya taraf ekonomi dan pendidikan masyarakat.
 
Untuk negara maju mungkin pertumbuhan industri farmasinya rendah, sekitar 3%. tapi untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia bisa 10% atau bahkan 15% hingga 2015 Terlebih dengan penerapan Undang-Undang No.36/2009 tentang Kesehatan, yang mengamanatkan peningkatan mutu dan belanja kesehatan oleh pemerintah menjadi minimal 5% mulai 2014, sebagai peluang sekaligus tantangan bagi perkembangan industri farmasi.
Tahun ini 2014 perkirakan omzet industri farmasi tembus Rp40 triliun dan 2013 bisa Rp50 triliun lebih. Tahun lalu kan sekitar Rp39 triliun.
pengusaha yang melakukan ekspansi usaha guna menyesuaikan dengan tuntutan keadaan. Hampir separuh dari sekitar 200 anggota GP Farmasi diketahui telah mengembangkan usaha, berupa pembangunan pabrik baru maupun perbaikan mutu.

 

 

Tidak ada komentar: